Aku bangun dari tidur, disebelah bantal ku sudah ada kacamata, kacamata ku sudah diperbaiki. Aku bergegas ke kamar mandi. Rian sudah tak ada ditempat tidurnya. Biasanya dia sudah duluan ke masjid.
Ini hari sabtu, hari ini hari libur pondok. Rian tertidur setelah shalat shubuh tadi, aku jadi tidak enak dg nya. Kurasa dia memperbaiki kacamataku sampai tengah malam. Rian memang unik, selalu haus tantangan. Kami tak memiliki obeng, tapi Rian memodifikasi pisau kecil untuk mereeparasi kacamataku yg rusak. Kacamataku jatuh dan terinjak saat aku naik kereta waktu ikut 'muqobalah' ke Gontor,Ponorogo minggu lalu.
Rian pemuda yg luar biasa menurutku. Dia tampan, hatinya lembut, sikapnya bijak,walau kadang ceroboh. Oh iya, satu lagi kelebihannya, dia hebat sekali dalam mengingat sesuatu. Setahun ini kami di ma'had a'immah wa du'ah, kami sama-sama menyelesaikan hafalan al-qur'an, tapi kualitas hapalan rian lebih baik. Lebih kuat.
Sayang sekali rian tak bisa ikut muqobalah atau tes beasiswa untuk kuliah di jami'ah islamiyah,madinah. itu universitas terbaik diseluruh dunia menurut kami. dan idaman semua santri disini.
Rian sakit kemarin. Tapi sekarang dia sudah agak lebih baik. Rian terbangun terlihat matanya memerah.
"minum susu dulu yan, tadi ana beli di syirkah(koprasi)" tawarku sembari menyuguhinya segelas susu.
"ah lu, mank gw balita,minum susu bangun tidur"jawabnya dg logat betawi, anak ini memang terpengaruh gaya bicaraku.
"ini ucapan terimakasih gw yan, syukron ya. lu kaya nya punya bakat buka preparasi kacamata deh"candaku
Rian tersedak, lalu kami tertawa.
"eh si akhwat yg dari kalimantan itu gimana ?"tanyaku padanya
"sarah? ga tau mar, dia masih tertutup. tapi itu yg membuatku semakin tertarik,mar."
"ya udaah, lu udah hafidz, bokap lu kaya. nikahin aja."jawabku sembarangan.
Rian terdiam sesaat. Matanya menerawang. sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
"iya."
"iya apa? " tanyaku
"liburan sesester ini ana berencana ke kalimantan, ana ingin melamarnya."
"antum serius yan?" selidik ku. biasanya kami memakai panggilan ana/antum jika pembicaraan nya serius.
"serius laah.. ini masalah nikah mar."imbuhnya.
"antum udah yakin ama sarah? kan setahun ini cuma kirim2an pesan via fb. yakin antum diterima kluarganya?"
"faidza 'azamta fatawakkal 'alallah" rian menjawab dg sebuah ayat.
"sahalallahu laka"jawabku dg doa, semoga Allah memudahkan niat baiknya.
akhirnya rian nekat pergi ke Kalimantan, banjarmasin tepatnya.
Dahulu ayahnya anggota DPRD disana. sekarang ayahnya menjadi bupati disalah satu profinsi di nangroe aceh, tempat asal ayahnya rian.
Rian memang suka tantangan, katanya melamar wanita adalah tantangan yg harus dicoba.
Aku hanya berdoa agar lelaki baik itu mendapatkan wanita yg terbaik.
Beruntung sekali wanita yang bernama Sarah itu...
Bersambung...
-Jo Umar-
bingung ya tokoh "aku" nya ganti-ganti ?
aneh kan ? aneh dan unik itu memang sulit dibedakan..hee
dari part sebelumnya juga ga ada pemberitahuan kalau akunya itu Rian . di kumpulan cerpen asia untuk mengubah siapa 'aku'nya dngan "Part Of Voice" atau disingkat POV. kadang pembaca protes kalau bingung :-)
BalasHapustingkatkan lg kualitas tulisannya ya. keep writing. ehmm skedar saran kalau susah mendingan sudut pandangnya dari author aja. bukan aku salah satu tokoh. semangat!