Berada dirumah sakit membuatku teringat seseorang. Sejak datang kerumahku 2 tahun lalu, orang itu lagi-lagi menghilang. Saat pernikahan ku saja dia tak datang. Rian, entah apa yang terjadi padanya sekarang.
Aku tak bisa tidur di rumah sakit ini, dan tak boleh tidur. Aku harus menunggui abah yang belum sadarkan diri. Stroke menyerang tubuh tua beliau. Ada bulir yang mengalir dari mata ku yang kaku. Mungkin pernikahan ku itu adalah awal dari semua masalah ini. Aku tak percaya, suami ku sekarang menjadi musuh nomor satu keluarga besarku. Menikah dengan nya adalah kesalahan terbesar hidupku.
Aku mengenal seseorang lelaki, beberapa tahun lalu. Ketika itu aku masih semester 3 disebuah perguruan tinggi negri di banjarmasin. Ternyata kuliah di perguruan tinggi itu membuat iman ku turun. Walau aku masih memakai hijab syar’i, tapi mudah sekali aku dengan lawan jenis berinteraksi. Aku bertemu dengan nya secara tidak sengaja disebuah warung Soto terkenal dikota ini. Awalnya aku hanya ingin meminjam sebuah Flash disk dari linda, teman kuliah ku. Linda menyuruhku menemuinya sisebuah warung soto. Tak kusangka, linda bersama pacarnya dan seorang laki-laki bernama Hakim. Kami lantas mengobrol, Hakim terlihat santun, dinamis, tidak canggung, dan sangat dewasa. Dia baru bekerja disebuah instansi pemerintahan. Umurnya 2 tahun lebih tua dariku.
Setelah hari itu, kami semakin intens, Hakim sering menghubungiku, membantu tugas kuliahku, atau bercerita banyak hal dengan ku. Caranya berbicara atau caranya mengirim sms kepadaku benar-benar membuat ku tak berdaya, aku menyukainya. Wanita sepertiku diusia ini memang ingin kearah yang serius. Sampai suatu hari Hakim menyatakan ingin melamarku.
Dulu Rian juga pernah datang kerumah ku, kutahu benar tingkahnya, kupaham maksud nya datang untuk melamarku. Tapi bagaimana lagi, hatiku sudah dibawa hakim pergi, kealam cintanya...
Pernikahan yang luar biasa. Hakim memposisikan ku laksana permaisurinya. Kasih nya begitu fasih dan sayang nya membuatku melayang. Tak ada sehari pernikahan kami kecuali ada cinta. Kami mengontrak rumah yang tak jauh dari rumah orang tuaku. Aku hanya bisa berkata, “Aku mencintai suamiku”
Setahun pernikahan berjalan, dua musim berganti. Hakim mulai bertingkah aneh, sikap nya berubah. Dia sudah tak memanggilku dengan kata “sayang”, dia juga jarang shalat sekarang, bangun nya pun sering kesiangan. Hakim sekarang lebih tempramental, bahkan dia tak segan memukul ku. Aku tak tahu apa penyebab nya. Mungkin karena kami belum memiliki anak ? atau itu memang sikap asli Hakim? Entahlah..
Satu setengah tahun usia pernikahan kami, atau 6 bulan yang lalu. Kami sudah tak mampu lagi membayar kontrakan rumah. Hakim pergi. Pergi dengan kejahatan nya. Hakim menyelewengkan uang pabrik kain sasirangan abah yang akhirnya kolaps, bangkrut. Hakim juga dengan mulut manis nya “meminjam” sertifikat rumah abah untuk investasi usahanya yang ternyata palsu.
Abah shock, dan terkena stroke. Pabrik yang dirintisnya bangkrut. Dan rumah kami kini sudah dijual hakim pada orang lain. Hakim ternyata adalah penjudi besar di daerah Luar kota banjarmasin. Dia juga penipu dalam bisnis. Dan satu lagi kekejian Hakim yang terbongkar, aku diberitahu seorang sumber terpercaya, orang dekat nya Hakim. Aku tak kuasa menahan tangis, Tangis ku menghambur, aku lunglai...
Hakim ternyata seorang GAY.
Bersambung lagi, kawan..
J0_
sekarang adalah kisah nya sarah.
silakan komentari sesuka hati kalian, pengomentar terbaik akan dipromosikan namanya pada kisah berikutnya.
hahaha
aku ga mau muncul dalam kisah orang walaupun jadi pemeran pembantu yg d bayar mahal. kwkwkw. pede bgt.
BalasHapusoke, salah orang. ada plajaran dr part ini. nice :-)