Tiba di Bandara Syamsudin noor.
aku lalu memanggil taksi bandara yg banyak berjejer di depan bandara. Tak jelas tujuan ku kemana. Sejak ayah pulang ke aceh, rumah di Banjarmasin dijual.
Tak masalah, aku bisa menginap beberapa malam di hotel. Aku memilih hotel yg agak murah di pusat kota.
Lebih dua tahun aku meninggalkan kota ini. Ada beberapa perubahan. Tapi aku masih sangat terikat dg kota ini.
Sejak SMP aku tinggal dikota ini. Sejak ibuku masih hidup. Ibuku pun dikuburkan di kota ini. Aku lancar berbahasa Banjar.Mungkin lebih lancar dari bahasa Aceh, bahasa ibuku.
Aku juga punya banyak teman disini. tapi aku tak menghubungi satupun dari mereka selain yg tahu alamat sarah.
karena tujuan ku kesini bukan untuk jalan-jalan. Aku ingin melamar sarah. Aku pikir sarah akan sangat terkejut jika aku datang melamarnya. Kubayangkan wajah bahagianya jika dia jadi istriku. Aku terus berkhayal tentang sarah sambil tiduran dikamar hotel. aku tahu prinsip sarah, dia hanya akan mencintai lelaki yang menjadi suaminya. aah.. bahagianya aku, sesuatu yang kupendam sejak SMA akan segera kuutarakan, langsung kepada orang tua sarah.
Mudah sekali mendapat alamat Sarah, aku hanya menghubungi seorang teman sekelas sarah waktu sekolah. Sedikit bersikap manis dan mengiba, alamat sarah dikirim nya ke no hp ku. Aku semakin bersemangat. aku lalu tertidur..
"hiks..hiks..huhu"
"sarah kenapa? sedang apa disini?"tanyaku. kulihat sarah dg jubah nya yg tercabik sendirian ditengah padang pasir.
"Yan, kumuhon sapu air mataku"pintanya
Lalu kusapu air matanya, lalu semuanya terang.
Aku terbangun, hanya bermimpi, kulihat jam tangan, 00.30am.jam ku mengikuti WIB, berarti ini setengah dua waktu banjarmasin.
Ku kirim sms ke nomor sarah. Biasanya dia shalat malam jam segini.
"assalamu'alaikum, wahai orang yang berselimut. ini waktu yang mulia agar rahmat Allah kita jemput."
sekitar 5 menit kemudian datang balasan.
"'alaikumussalam. rian? kan dipondok mu tdk boleh memakai hp?" tanya sarah
"sapa bilang ana di pondok, ana di banjarmasin sekarang. hmm.. boleh bertemu dg orang tua mu ga sar ?" pintaku blak-blakan.
"buat apa Yan ?boleh aja siih, tapi abah ada sore hari."
"silaturrahim aja, oh. insya Allah sore ini aku kesana"
"tau alamat nya ?" tanya sarah
"iya, syukron"
"afwan"
---
Sore itu gerimis, aku akhirnya sampai kerumah sarah diantar ojek. Aku dipersilakan masuk oleh Seorang lelaki, berbadan tinggi besar. kutaksir umurnya sekitar 50an. Oleh seorang wanita paruh baya, aku disuguhi teh manis hangat.
mereka adalah orang tua Sarah.
Kududuk diruang tamu yg tertata rapi. rumah mereka tidak terlalu mewah, tapi bagus dan indah.
"Jadi nak Rian ini teman nya sarah sekolah dulu" tanya ayahnya
"benar pak, saya juga dahulu pernak dibantu sarah sewaktu kecelakaan"
"hmm..iya iya. rumahnya dimana nak?"
"saya sekarang tinggal dipondok di bogor pak. kluarga saya tinggal di aceh"jawabku. kemudian kami bercerita tentang banyak hal, masalah agama, tentang bisnis kain sasirangan yg beliau tekuni dan lainnya.aku juga bercerita tentang latar belakangku. aku rasa aku mudah cocok dg ayahnya sarah.
"oh ya nak, sampai berapa lama di banjarmasin?"
"mungkin hanya beberapa hari pak" jawabku sambil berfikir, memilih kata terbaik untuk mengatakan maksud ku yg sesungguhnya. melamar sarah.
"hmm, sayang sekali yaa.. jika nak Rian agak lama, bisa jadi penceramah saat khutbtun nikah nya sarah" kata ayahnya sarah dg santai.
"a..a.. apa pak ? nikahnya sarah?" aku tak percaya
"iya, sebulan yg lalu seorang lelaki melamar sarah. karna dia sudah mapan. ya sudah, kami terima saja. insya Allah bulan depan akad nya"
aku lunglai, kuminum teh hangat, pahit. tak seperti tadi yg hangat dan manis. lidah ku lupa mengenal rasa, otak ku kacau, bumi terasa berputar tanpa arah dan di hatiku seperti ada sesuatu yg sangat sakit. pedih luar biasa.
Aku lalu pamit pulang, hatiku tak karuan. mataku merah. aku berjalan, tak ada angkutan umum. aku mengumpat sendiri. aku murka, tak jelas pada siapa. hampir aku tertabrak saat menyeberang. aku tak peduli. aku hancur.
"Allahu Akbar...Allahu Akbar..." terdengar adzan magrib berkumandang disalah satu masjid.
aku lalu singgah, berwudhu, sedikit tenang. selepas shalat berjamaah, aku mengambil mushaf kecil yg selalu kubawa disaku. kubaca Al-Qur'an dg suara agak keras. aku masuk kedalam bacaan ku. hatiku berangsur tenang. masalahku lenyap.
Lalu sebuah sms masuk, dari sarah.
"sebenarnya maksudmu datang tadi apa?" selidik nya.
tak kujawab.
tak lama masuk lagi sms, dari umar.
"akh,ni umar(minjem hp ustadz raihan) gimana misi nya? berhasil kan? eh ana diterima masuk jami'ah madinah. alhamdulillah"
"oh, yg bener mar, alhamdulillah" kujawab seadanya. aku memang lagi tak bersemangat membalas pesan.
aku senang sekaligus iri dg umar. aku juga sangat ingin kuliah di madinah. ini juga berarti perpisahan ku dg umar.
aku kembali membuka mushaf ku.
aku ingin segera pulang ke bogor. aku ingin memberi selamat secara langsung kepada umar. hatiku sudah sedikit tenang.
kulihat dari jendela pesawat, lautan biru yang haru.. awan putih yg letih..
sesampai di bandara soekarno hatta, tanggerang. aku menghidupkan hp.
langsung sebuah pesan masuk. lalu disusul telp dari pamanku diaceh.
"Yan, innalillah.. ayahmu meninggal, beliau keracunan makanan. sekarang masih di RS untuk diautopsi."
".....a..abi? kenapa abi paman?"
"nanti kami ceritakan, segera kesini"
aku panik. aku bergegas mencari tiket ke medan. aku ingin segera pulang kerumah. keluarga ku akan menjemput di bandara polonia.
Bersambung....
-JO_
ini rian sebagai "aku" nya.
hehehe
kepanjangan ya kisahnya?
tenang, ini gratis ko..
/lap air mata/
BalasHapusfufth we never know our fate ya? kasian bgt Rian, , Rian ama cha aja. kwkwkw jadi ngefans sama tokoh Rian.
ditambah gerimis suasana makin sedih aja. . huhu